PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
BATIK JUMPUTAN KARYA SISWA SMK KESEHATAN BANTUL
SMK Kesehatan Bantul mengembangkan
batik jumputan karya siswa. Karya batik tersebut merupakan hasil dari
pembelajaran berbasis proyek mata pelajaran Produk Kreatif Kewirausahaan (PKK).
Siswa berlatih mengembangkan kreativitas dalam karya nyata.
Batik jumputan atau
sering disebut tie dye merupakan corak batik yang dihasilkan dengan cara
mengikat kain dengan kencang kemudian mencelupkan ke dalam pewarna batik. Teknik
membatik seperti ini sering juga disebut dengan istilah teknik ikat celup.
Dewi Nur Susanti, M.Pd.,
guru pengampu mata pelajaran PKK menuturkan, bermacam motif batik dihasilkan
oleh siswa SMK Kesehatan Bantul. Siswa secara berkelompok mempersiapkan proyek
dengan terlebih dahulu mempelajari teori, macam-macam motif batik jumputan, metode
pencelupan, menyusun jadwal pembuatan proyek, lalu tahap pengerjaan proyek.
Hasilnya luar biasa, tidak mengecewakan.
Seperti diketahui, corak
batik tie dye cenderung memiliki spektrum warna yang beragam, seperti warna
pelangi, sehingga segar untuk dilihat. Corak batik lain yang hampir mirip dalam
pembuatannya adalah batik teknik shirobi, yang hanya menggunakan satu warna
saja. Kedua teknik membatik tersebut dipraktikkan oleh siswa. Siswa diberi
kebebasan untuk mengekspresikan kreativitas yang dimiliki.
Kelompok tertentu
menggunakan teknik ikat kemudian mencelupkan ke dalam cairan pewarna. Ada juga
kelompok lain yang melipat dan menggulung kain lalu menuangkan pewarna di
atasnya. Sehingga dihasilkan berbagai corak batik nan indah. (by:nana)
Project Based Learning, pembelajaran berbasis proyek yg sangat bermanfaat. Mangajarkan siswa untuk kreatif, inovatif, dan mampu menciptakan karya batik jumputan.
BalasHapus